Home / Bisnis / Ekonomi / Ekspor Impor / Finansial

Selasa, 12 Juli 2022 - 13:45 WIB

Dolar AS Tembus Rp 15.000, Ini Dampaknya ke Kehidupan Kamu

Ilustrasi Penukaran Mata Uang Dolar dan Rupiah (Foto: Market Bisnis)

Ilustrasi Penukaran Mata Uang Dolar dan Rupiah (Foto: Market Bisnis)

JAKARTA, SEPUTARUMKM.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sempat tertekan hingga akhirnya menyentuh RP 15.000. penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah akan berdampak ke kehidupan masyarakat sehari-hari.

Menurut Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengatakan penguatan dolar AS akan berdampak ke semua harga barang impor, baik barang jadi, barang setengah jadi, maupun bahan baku karena produsen harus merogoh kocek lebih dalam.

“Barang-barang impor pasti akan lebih mahal seperti bahan pokok dan pangan impor yaitu gula, gandum, bawang putih, kedelai, dan lainnya,” kata Anthony.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga menyampaikan hal yang serupa mengenai dolar AS yang terus menguat terhadap rupiah akan memberi dampak pada biaya bahan baku impor untuk makanan hingga energi. Hal ini tentu cepat atau lambat akan berimbas ke konsumen.

READ  Ide Jualan untuk UMKM. Simple n Praktis! Ga pakai Ribet!!

“Sejauh ini imported inflation belum dirasakan karena produsen masih menahan harga di tingkat konsumen. Ketika beban biaya impor sudah naik signifikan akibat selisih kurs, maka imbasnya ke konsumen juga. Mulai dari produk turunan gandum seperti mie instan, bawang putih, kedelai, jagung biaya impornya naik tajam,” ujarnya.

Selain itu, beban utang luar negeri (ULN) sektor swasta akan meningkat karena pendapatan sebagian besar diperoleh dalam bentuk rupiah, sementara bunga dan cicilan pokok berbentuk valas. Hal ini tentu mempengaruhi kinerja perusahaan yang bisa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

READ  Bea Cukai Tingkatkan Daya Saing UMKM dengan Asistensi Pendampingan Ekspor

“Situasi currency missmatch akan mendorong swasta lakukan berbagai cara salah satunya efisiensi operasional alias PHK atau memangkas gaji karyawan. Bayangkan inflasi naik, biaya hidup makin berat tapi kesempatan kerja terbatas,” ujarnya.

Kurs rupiah yang melemah juga mendorong kenaikan suku bunga acuan yang bisa berimbas kepada pelaku usaha korporasi, UMKM, maupun konsumen. Hal ini membuat cicilan kredit pemilikan rumah (KPR) rumah hingga kendaraan bisa lebih mahal.

“Banyak milenial yang menunda pembelian rumah kalau suku bunga naiknya terlalu tinggi. Sudah bahan material bangunan seperti keramik, besi baja, kaca naik karena pelemahan rupiah ditambah suku bunga floating rate makin tak terjangkau,” jelasnya.

Sumber: Detik Finance

Share :

Baca Juga

Bisnis

Alasan Bisnis Kecil Harus Dikembangkan

Bisnis

Kementerian BUMN mengadakan pelatihan untuk meningkatkan UMKM, sejalan dengan visi Presiden Prabowo.

Bisnis

Tips Branding untuk UMKM Agar Mudah Dikenal Konsumen

Bisnis

Beberapa Tips Sukses untuk Usaha Bengkel

Bisnis

Peluang Usaha Ecoprint

Bisnis

Kesalahan dalam Menggunakan Strategi Bisnis

Bisnis

Kenali Arti dan Fungsi “Buyer Persona” Bagi Pelaku Usaha

Bisnis

Jenis-jenis pembayaran dalam Berbisnis, Pebisnis wajib tau!